Begini Rasanya Bogor Tanpa Angkot

Suatu hari saya pernah berangan-angan, “gimana rasanya Bogor tanpa angkot?

Pertanyaan ini muncul ketika saya sedang kesal-kesalnya dengan pengemudi angkot yang ngetem di tengah jalan atau berhenti sembarangan secara tiba-tiba karena hendak mengambil atau menurunkan penumpang. Juga seringkali membuat kesal ketika saya menghadapi kemacetan yang panjang dan tiba-tiba mengetahui kalau penyebabnya adalah angkot yang sedang ngetem. Tak bisa berbuat banyak dengan kekesalan itu, akhirnya saya lampiaskan dengan angan-angan saja.

Kemarin beramai-ramai angkot demonstrasi ke pemerintah kota bogor untuk penghapusan layanan transportasi online di Bogor. Hari ini, giliran transportasi online yang demonstrasi dan menyambangi sarang angkot di Terminal Laladon. Menurut berita yang beredar, pihak ojek online marah karena rekannya dicegat dan dianiaya oleh pengemudi angkot. Akibatnya, beberapa angkot dirusak oleh kemarahan massa pengemudi ojek online.

Mendengar kericuhannya sudah mereda dan pekerjaan saya pun sudah selesai, saya dan kawan mampir ke warung nasi goreng tepat di depan lokasi demonstrasi massa ojek online, Terminal Laladon. Pemilik warung nasi goreng tempat kami bersantap makan malam menyatakan bahwa suasana sore tadi sangat mencekam, dan mengakibatkan dia memutuskan baru membuka warungnya di malam hari.

Setelah makan malam, saya pulang ke kosan melajukan motor dengan santai dan merasakan suasana yang lengang, tanpa angkot. Saya kembali ke ingatan mengenai angan-angan yang saya pernah ciptakan, “bagaimana rasanya Bogor tanpa angkot?”
jawabnya, apa yang saya rasakan saat itulah rasanya tanpa angkot. Sungguh, saya akhirnya merasakannya.

Tapi…….

Saya mencoba untuk tidak terlalu larut dalam realisasi angan-angan. Seketika saya kemudian mencermati beberapa hal yang mengganjal sembari mempertahankan laju motor di kisaran 40 Km/jam. Pertama, Begitu banyak manusia di sekitar terminal yang tampak menunggu kendaraan untuk pulang. Ojek pangkalan sedang laku keras karena situasi ini, sebab warga yang bergantung pada angkot untuk aktivitasnya beralih ke ojek tanpa online. Kedua, angkot adalah transportasi murah meriah bagi warga sub-urban yang aktivitas kerjanya sebagian besar di pusat kota. Dengan kondisi Bogor tanpa angkot selama ketegangan ini berlangsung, warga sub-urban tentunya mengalami kendala mobilitas dalam mencari nafkah. MSebagi contoh, para buruh yang tinggal di pinggiran kota, sehari-hari ke pabrik menggantungkan transportasinya pada angkot kini kewalahan mencari alternatif transportasi murah lainnya, karena memang tidak ada. Kecuali jika mau berjalan kaki berkilo-kilometer.

Pusat-pusat perbelanjaan dan keramaian yang dilalui trayek angkot pun sepi. Saya pikir juga akibat ketegangan angkot dengan pengemudi ojek online ini. Karena setiap hari saya melewati pusat perbelanjaan tersebut, sebagian pengunjungnya merupakan pengguna angkot. Tentu saja secara garis besar, tidak beroperasinya angkot mempengaruhi aktivitas ekonomi Bogor.

Beberapa orang berpendapat, ketegangan ini terjadi karena pemerintah lambat dalam menentukan solusi yang tepat untuk urusan transportasi online, sehingga chaos atau pertikaian tidak dapat terelakkan. Tapi, bagaimanapun juga pemerintah tentu perlu memberikan sikap yang cepatdan tepat untuk mencegah ketegangan berlanjut dan mengeluarkan aturan yang lebih bijaksana. Angkot adalah transportasi murah bagi masyarakat, meskipun dengan banyak kekurangannya. Selain sebagai Kota Hujan, Angkot pun menjadi ikon Bogor, kota sejuta angkot. Ojek online pun begitu, menjadi preferensi masyarakat karena kenyamanan fasilitas dan pelayanannya. Pengguna transportasi tentunya ingin keduanya, murah dan nyaman.

Intinya, saya tidak ingin memberikan argumen yang diplomatis mengenai kondisi angkot versus transportasi online dan kebijakannya. Ada ahlinya yang sudah barang tentu punya kapasitas soal ini. Namun, saya cerita ini sekadar berbagi pengalaman soal “gimana rasanya Bogor tanpa angkot?”

Ooohhh, begini ya rasanya Bogor tanpa angkot…..

Bogor, 22 Maret 2017

image: info-bogor.com

Leave a comment